Peran media pembelajaran sangatlah penting dalam kegiatan belajar mengajar. Materi sulit tersampaikan dengan baik apabila tidak menggunakan media pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan kondisi yang ada. Secara garis besar proses pembelajaran melibatkan tiga unsur pokok yang utama; pendidik, peserta didik dan media pembelajaran. Oleh sebab itu pendidik tidak boleh lepas dari media pembelajaran dan media pembelajaran juga tidak boleh lepas dari model pembelajaran. Media pembelajaran adalah suatu hal yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi antara individu dengan individu maupun kelompoknya. sehingga, keterlibatan media dalam pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa
Pembelajaran di sekolah pada saat ini harus mulai disesuaikan dengan perkembangan dan kebutuhan teknologi, sehingga terjadi perubahan dan pergeseran pada paradigma pendidikan. Pendidik harus mampu untuk kreatif dan inovatif dalam menyampaikan materi pelajaran. Penggunaan alat-alat perlengkapan pendidikan, media pendidikan dan pengajaran di sekolah harus disesuaikan dengan kemajuan dan perkembangan zaman. Sells dan Richey (1994:1) mengatakan, teknologi pembelajaran adalah teori dan praktik, dalam desaian, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan serta evaluasi proses dan sumber untuk belajar. Menurut Sibeman (2014:256) menggunakan teka-teki silang dapat mengundang minat dan perhatian siswa. Hal ini dikarenakan pada dasarnya siswa akan senang untuk diajak bermain. Teka-teki silang dapat diisi secara individu ataupun kelompok.
Teki-teki silang adalah sebuah teka-teki dimana kata-kata ditemukan dengan cara mencocokan dengan petunjuk sesuai nomor dan ditulis kedalam kotak-kotak. Dalam penelitian ini teka-teki silang digunakan sebagai media dalam pembelajaran sejarah. Media teka-teki silang dalam pembelajaran sejarah ini maksudnya adalah suatu cara yang digunakan dalam proses belajar mengajar sejarah dengan memakai teka-teki silang dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Pembelajaran tarikh dengan menggunakan media teka-teki silang, merupakan sarana alternatif untuk mengembangkan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar karena akan mengubah gaya transfer ilmu guru dan siswa yang searah, guru tidak lagi sebagai pusat dalam kegiatan belajar mengajar, akan tetapi siswa dilibatkan secara penuh dan guru berperan sebagai fasilitator, yakni membimbing dan memberikan pengarahan tentang apa yang akan dilakukan siswa guna menguasai materi pelajaran. Mengisi teka-teki silang atau biasa disebut dengan TTS memang sungguh sangat mengasikkan, selain juga berguna untuk mengingat kosakata, dan juga berguna untuk meningkatkan pengetahuan.
Upaya untuk mengatasi kurangnya semangat belajar tersebut perlu adanya beberapa aktivitas guna memancing semangat siswa, aktivitas ini dapat berupa media pembelajaran. Dengan adanya media pembelajaran yang menarik dan menyenangkan diharapkan siswa dapat lebih antusian dan berkonsentrasi untuk menerima pelajaran dikelas. Media tersebut berupa teka-teki silang karena selain sebagai media juga dapat dikatakan sebagai permainan untuk mengasah otak dan konsentrasi siswa.
Penggunaan TTS (Teka Teki Silang) ini sebagai salah satu sarana pembelajaran tarikh yang sudah digunakan di SMPN 7 Surakarta. Guru PAI memberikan materi pelajaran, ulangan dan tugas-tugas kepada peserta didik menggunakan media tersebut. TTS sudah lama digunakan di sekolah berguna untuk meningkatkan kemampuan peserta didik supaya terbiasa dengan pembelajaran yang menarik dan kreatif dalam mengasah kemampuan materi Tarikh. Melihat karakteristik TTS yang santai dan lebih mengedepankan persamaan dan perbedaan kata, maka sangat sesuai digunakan sebagai sarana peserta didik untuk latihan soal yang diberikan oleh guru yang tidak monoton hanya berupa pertanyaan-pertanyaan baku saja.