SMP Negeri 7 Surakarta menjadi sekolah tujuan kegiatan benchmarking Pokja PSP Balai Guru Penggerak (BGP) Provinsi Maluku Utara. Benchmarking merupakan proses membandingkan, meniru, dan membuat strategi yang relevan. Benchmarking yang dimaksud bahwa BGP Provinsi Maluku Utara melakukan studi tiru ke SMPN 7 Surakarta sebagai sekolah penggerak angkatan pertama. SMPN 7 Surakarta menjadi sekolah tujuan dalam kegiatan studi tiru untuk kedua kalinya, yang pertama pada bulan Agustus dari Musi, Banyuasin Sumatera Selatan dan kedua dari Maluku Utara yang terlaksana hari ini, Kamis (22/12).
Kedatangan tamu dari BGP Provinsi Maluku Utara ke SMPN 7 Surakarta disambut dengan cucuk lampah sebagai bentuk atau simbol penolak gangguan agar acara dapat berjalan lancar. Benchmarking dimulai dengan doa yang dipandu secara langsung oleh Fenu Anwar, S.Pd. Tamu juga dihibur dengan pertunjukan Tari Golek Tirta Kencana yang ditarikan oleh siswi SMPN 7 Surakarta dengan bimbingan Dini Yulinda, S.Sn, S.Pd. Selain itu tarian golek tersebut secara langsung diiringi musik gamelan yang dimainkan oleh siswa-siswi SMPN 7 Surakarta dalam bimbingan Kasih Hanggeni, S.Pd. Seusai tarian, SMPN 7 Surakarta juga menampilkan paduan suara oleh siswa-siswi dengan membawakan lagu Mars Adiwiyata SMPN 7 Surakarta dan Agen Perubahan. Mars Adiwiyata SMPN 7 Surakarta ciptaan dari salah satu guru SMPN 7 Surakarta yakni B.Bimo Fitertika, S.Sn.
Natasha Listya Rumambi, S.Sos., M.A. selaku Koordinator Pokja Transformasi Sekolah perwakilan BGP Maluku Utara mengungkapkan alasan memilih studi tiru ke Provinsi Jawa Tengah dikarenakan Provinsi Maluku Utara dari awal merupakan wilayah binaan dari LPPKS PSP BBGP Provinsi Jawa Tengah. “Kami meminta izin untuk mengunjungi sekolah penggerak di Kota Surakarta karena pastinya ada praktik baik yang bisa di-share mengenai best practice yang bisa kami tularkan ke teman-teman.” tutur Natasha.
Siti Latifah S.Pd., M.Pd. selaku Kepala SMPN 7 Surakarta memberikan paparan mengenai best practice. Beliau mengungkapkan bahwa ada lima intervensi program sekolah penggerak yakni penguatan SDM, pembelajaran dengan paradigma baru, perencanaan berbasis data, digitalisasi sekolah, pendampingan konsultatif dan asimetris.
Siti Latifah, S.Pd., M.Pd menjelaskan bahwa SMPN 7 Surakarta dalam rangka penguatan SDM telah melakukan workshop delapan kali bagi Bapak/Ibu Guru serta pelatihan yang diikuti para Bapak/Ibu Guru yang masuk dalam Komite Pembelajaran (KP), IHT untuk semua guru. Kedua mengenai pembelajaran dengan paradigma baru berkaitan dengan penyusunan modul ajar kurikulum merdeka. Pembelajaran dengan paradigma baru yang telah dilakukan dengan melaksanakan pembelajaran diferensiasi. Ketiga perencanaan berbasis data mengacu rapor pendidikan SMPN 7 Surakarta. Keempat digitalisasi sekolah berkaitan pemanfaatan Platform Merdeka Mengajar (PMM). Terakhir mengenai prestasi-prestasi yang telah dicapai SMPN 7 Surakarta yakni salah satunya SMPN 7 Surakarta menjadi Sekolah Adiwiyata tahun 2022.
Dalam pelaksanaannya, strategi yang dilakukan SMPN 7 Surakarta untuk menggerakkan guru-guru agar mudah melaksanakan program sekolah penggerak yaitu dengan pendekatan hati.
Selain itu, mengoptimalkan MGMP Tingkat Sekolah dengan pengadaan pertemuan MGMP Tingkat Sekolah setiap satu minggu sekali. Strategi lain yang dilakukan dengan melakukan kegiatan refleksi di setiap hari Senin untuk semua guru. “Ketika saya mengaktifkan MGMP Tingkat Sekolah maka disitulah terjadi komunikasi yang indah dan terjadi kolaborasi.” jelas Kepala SMPN 7 Surakarta, Siti Latifah, S.Pd., M.Pd.
Kegiatan Benchmarking Pokja Transformasi Sekolah (PSP) BGP Provinsi Maluku Utara di SMPN 7 Surakarta berjalan dengan lancar dan memberikan kesan yang baik bagi tamu. Kegiatan ditutup dengan foto bersama. “Kami terkesima dengan penyambutan di SMPN 7 Surakarta.” ungkap Al Jamri, S.Pd., M.Si. selaku Koordinator Fasilitator Sekolah Penggerak Provinsi Maluku Utara. (Ely/red).