Predikat sebagai sekolah adiwiyata nasional tak membuat SMPN 7 Surakarta berhenti bergerak. Justru sebaliknya, SMPN 7 Surakarta terus berbagi menebarkan virus adiwiyata melalui sosialisasi Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah (GPBLHS) ke sekolah-sekolah di wilayah Kota Surakarta. Selama dua hari berturut-turut pada tanggal 20-21 Maret 2023, SMPN 7 Surakarta melakukan roadshow sosialisasi GPBHS kepada 3 sekolah, meliputi SDN Sumber 6, SDN Serengan 1, dan SDN Tungulsari 2.
Sosialisasi GPBLHS dilakukan oleh Kepala SMPN 7 Surakarta (Siti Latifah, S.Pd, M.Pd.) bersama tim adiwiyata sekolah. Kegiatan sosialisasi diawali dengan sambutan dari kepala sekolah yang dikunjungi dan dilanjutkan sosialisasi oleh tim adiwiyata SMPN 7 Surakarta. Dalam kegiatan tersebut, Siti Latifah banyak bercerita tentang pengalaman dan perjalanan SMPN 7 Surakarta dalam mencapai sekolah adiwiyata nasional. Banyak tips dan trik yang dibagikan dalam sosialisasi ini. Berkali-kali Siti Latifah menegaskan bahwa sekolah adiwiyata bukanlah perlombaan tetapi lebih pada penanaman dan pembiasaan budaya cinta lingkungan di lingkungan warga sekolah. Untuk dapat mencapai sekolah adiwiyata harus melibatkan peran serta aktif dari stakeholder yang meliputi; kepala sekolah, dewan pendidik, orang tua/ komite sekolah, peserta didik, masyarakat, dan lembaga atau organisasi lain.
“Adiwiyata bukanlah program kepala sekolah sendirian tetapi program bersama dan diperlukan Kerjasama dan kolaborasi untuk mewujudkannya, tandas Siti Latifah menyampaikan motivasi disela-sela sosialisasi.” Pihak sekolah yang dikunjungi ternyata telah mempersiapkan diri dengan baik. Mereka antusias mengikuti sosialisasi adiwiyata dibuktikan banyak yang bertanya dan diskusi tentang adiwiyata. Seperti Sri Indy Astuti (Kepala SDN Sumber 6) yang menanyakan Lembaga-lembaga apa saja yang dapat dijadikan mitra dalam program adiwiyata. Sementara dari SDN Serengan 1 dan Tunggulsari 2 banyak menanyakan adiministrasi yang harus dipersiapkan agar lolos sekolah adiwiyata. Pada kegiatan tersebut sekolah juga telah menghadirkan komite dan peserta didik dalam sosialisasi sehingga informasi ini dapat diterima secara langsung dan memudahkan dalam bersinergi mewujudkan sekolah adiwiyata di masing-masing SD.
Sosialisasi diakhiri dengan foto bersama dan melihat lingkungan di dalam dan sekitar sekolah. Pada masing-masing sekolah memiliki potensi sendiri-sendiri. Jika semua stakeholder dilibatkan niscaya ketiga sekolah tersebut dapat lolos menjadi sekolah adiwiyata tingkat kota. (DE/red).