Tahun Ajaran 2023/2024 telah di depan mata. Dalam rangka mempersiapkan diri menghadapi tahun ajaran baru tersebut, SMPN 7 Surakarta melaksanakan In House Training (IHT) pada tanggal 6-7 Juli 2023. Kegiatan IHT menghadirkan narasumber dari Dinas Pendidikan Kota Surakarta. Pada hari pertama (6/7/2023) kegiatan IHT kegiatan dimulai dengan refleksi pembelajaran yang telah dilaksanakan selama tahun ajaran 2022/2023. Refleksi pembelajaran dipandu langsung oleh Kepala SMPN 7 Surakarta, Siti Latifah, S.Pd, M.Pd. Bertempat di Kayangan Resto para guru diminta untuk merefleksikan hal-hal yang telah dialami dan dirasakan selama satu tahun ajaran. Guru secara bergantian menyampaikan pengalaman mengajarnya bersama dengan kendala dan solusi yang telah dilakukan. Dian Ekawati (Guru Bahasa Inggris) menyampaikan bahwa selama ini merasakan bahwa kemampuan anak yang beragam membuat target penyampaian materi berubah. Solusi yang telah dilakukan adalah melakukan pembelajaran diferensiasi dengan menyesuaikan kemampuan siswa.
Usai refleksi pembelajaran dilanjutkan dengan materi Kebijakan Dinas yang disampaikan oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota Surakarta, Dian Rineta, S.T., M.Si. Pada materi ini Dian (sapaan kepala dinas) mengucapkan selamat kepada SMPN 7 Surakarta yang telah melaksanakan IHT dalam rangka merefleksi pembelajaran yang telah berjalan dan menyongsong tahun ajaran yang akan datang. Kepala Dinas berpesan kepada guru-guru agar mendidik dengan baik mengenali para peserta didik dan selalu menjaga komunikasi dengan orang tua. Hal ini dalam rangka mengawal dan menjaga generasi penerus menuju Indonesia Emas Tahun 2045. “Tolong dijaga kondisi yang sudah kondusif di SMPN 7 Surakarta, selalu menjaga komunikasi dengan pihak orang tua dalam mendampingi peserta didik, agar anak-anak selamat dari pengaruh budaya luar yang kurang baik. Sudah banyak contoh-contoh yang tidak baik di luar tolong bapak/ibu dapat membentengi anak-anak” ucapnya. IHT hari pertama ditutup dengan foto bersama.
Pada hari kedua Jumat (7/7/2023) kegiatan IHT dilaksanakan di sekolah. Narasumber dalam IHT di hari kedua adalah pengawas SMPN 7 Surakarta, Dra. Dyah Sulistyowati, M.Pd. dengan materi dukungan antara kesetaraan agama dan budaya. Sebelum masuk pada materi inti tentang kesetaraan agama dan budaya, narasumber menyampaikan tentang model pembelajaran dan asesmen kurikulum merdeka. Dyah membekali guru-guru SMPN 7 Surakarta dengan berbagai model pembelajaran yang dapat diimplementasikan dalam kurikulum merdeka. “Anak yang kita hadapi sudah berbeda dengan era saat dulu kita sekolah, maka guru harus memiliki model pembelajaran yang beragam dan tidak monoton” ujar Dyah menegaskan. Suasana IHT berjalan sangat cair karena narasumber selalu menyelipkan joke-joke dalam menyampaikan materi. Kegiatan IHT juga berjalan interaktif antara antara narasumber dan peserta. Hal ini dapat terlihat saat narasumber meminta peserta IHT berpendapat tentang gambar sekolah hewan yang muridnya terdiri dari gajah, monyet, pinguin, anjing, burung, ikan, kambing, dan ular. Guru pada ilustrasi tersebut berkata akan mengadakan ujian berenang untuk menyelamatkan diri. Banyak guru yang berpendapat menginterpretasikan gambar tersebut. Salah satunya adalah Yaro Alfara. Menurut Yaro gambar tersebut menggambarkan keadaan nyata di kelas dimana anak-anak didik memiliki latar belakang yang berbeda-beda. Guru harus memperhatikan latar belakang anak didiknya sebelum memberikan asesmen. Asesmen tidak boleh hanya satu model dan tidak mengakomodasi keadaan masing-masing peserta didik.
Kaitan kesetaraan dalam agama dan budaya dalam pembelajaran hendaknya guru dan warga sekolah dapat membaur dalam belajar dan berinteraksi dan tidak ada sekat perbedaan latar belakang budaya dan agama. Semua peserta didik harus mendapatkan layanan pendidikan sesuai dengan kebutuhannya dengan demikian anak-anak akan berkembang sesuai dengan kodratnya. Materi dan diskusi yang menarik membuat waktu berjalan cepat sehingga tidak terasa tiba pada batas waktu yang disepakati. Semoga kegiatan IHT ini mampu membuka wawasan dan meningkatkan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan sehingga pembelajaran di SMPN 7 Surakarta semakin baik. Amin. (DE/red).