Dalam rangka menyemarakkan bulan Ramadhan 1445 H, SMPN 7 Surakarta menggelar kegiatan peningkatan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kegiatan ini berlaku untuk semua peserta didik yang beragama Islam, Kristen, maupun Katholik. Peserta didik yang beragama Islam mengikuti kegiatan pesantren kilat sedangkan yang beragama Kristen dan Katolik mengikuti kegiatan kerohanian. Peningkatan Keimanan dan Ketakwaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa dilaksanakan selama tiga hari yaitu Selasa 2 s.d. Kamis 4 April 2024. Selama tiga hari setiap peserta didik mendapatkan penguatan dengan kegiatan yang bervariasi.
Pesantren kilat bagi yang beragama Islam pada hari pertama dibuka dengan kegiatan melaksanakan shalat dhuha dan lomba-lomba islami, meliputi: lomba adzan, lomba tahfidz, dan juga lomba hijab style. Sementara bagi peserta didik yang tidak mengikuti tiga lomba diatas, diwajibkan untuk mengikuti lomba menulis khot mutiara Islami. Pesantren kilat di hari pertama ditutup dengan melaksanakan shalat dhuhur berjamaah di mushola sekolah.
Di hari kedua, Pesantren kilat dikemas dalam bentuk outing class dengan melaksanakan kunjungan ke masjid terpopuler di Kota Solo Masjid Raya Syeikh Zayed yang beralamat di Jl. Ahmad Yani No.128 Gilingan, Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta, Jawa Tengah 57134. Dalam kunjungan tersebut, peserta didik melaksanakan ibadah shalat dhuha berjamaah, tadharus Al Quran dilanjutkan dengan mendengarkan kajian dan melaksanakan sholat dzuhur berjamaah. Di sela-sela menunggu kajian dimulai, para peserta didik menikmati keindahan masjid indah yang dibangun dari dana hibah Pemerintah Uni Emirat Arab tersebut. Banyak peserta didik yang kagum dengan desain keindahan ornamen, penataan, dan taman masjid tersebut. Salah satu peserta didik tersebut adalah Muhammad Akbar kelas 8B walaupun hampir setiap hari berkunjung ke Masjid Zayed mengaku senang bisa mengikuti pesantren kilat di Masjid Zayed. “Senang sekali bisa kesini di kegiatan pesantren kilat disini tempatnya enak dan nyaman,” ujarnya.
Pesantren kilat di hari ketiga, peserta didik melanjutkan perlombaan, yaitu; lomba cerdas cermat Islam dan menulis cerpen. Dalam perlombaan cerdas cermat Islam yang dilaksanakan di mushola, Kepala SMPN 7 Surakarta, Siti Latifah SPd., MPd. memberikan sambutan hangat kepada peserta yang mengikuti lomba. Beliau juga menyampaikan walaupun pesantren kilat hanya dilaksanakan kilat tapi berharap meninggalkan bekas pada diri peserta didik. Kepala sekolah menganalogikan kilat dengan petir pada pelajaran IPA. “Anak-anak tahu kilat ya? Jika ada tumbuhan dan bangunan yang tersambar kilat maka akan meninggalkan bekas. Sama halnya dengan kegiatan pesantren kilat ini walaupun kilat saya harapkan membekas pada diri anak-anak”, ujar kepala sekolah. “Apa yang kalian dapatkan selama 3 hari ini semoga dapat membawa diri ke lebih baik”, tandasnya. Usai sambutan kegiatan dilanjutkan dengan lomba cerdas cermat yang diikuti oleh semua kelas. Tiap-tiap kelas diwakili 1 tim yang terdiri dari 3 siswa. Lomba cerdas cermat Islam dibagi menjadi dua babak yaitu penyisihan dan final. Dalam babak penyisihan dilakukan secara online menggunakan salah satu aplikasi untuk dipilih 3 tim yang selanjutnya melaju ke babak final. Kelas 7F berhasil menjadi kampium dalam perlombaan ini disusul kelas 8B dan 7G.
Kegiatan kerohanian bagi siswa kristiani juga tidak kalah menarik dan berlangsung khidmat. Selama tiga hari siswa melakukan kegiatan meliputi; menonton film rohani, lomba menghias telur paskah, dan diakhiri dengan peringatan paskah yang mendatangkan pendeta dari Gereja Bethany. Bagi siswa katolik juga dilaksanakan jalan salib di Gua Maria. Semua kegiatan dilaksanakan dengan kidmat dan penuh pengharapan. Kegiatan peningkatan keimanan dan ketakwaan ini memberi kesan yang mendalam bagi siswa islam, kristen, maupun katolik. “Kalau tugas ya seru sekali, selama tiga hari itu kami belajar sambil bermain juga. Jadi gak asal ceramah kami juga bisa berekspresi melalui kegiatan lomba”. Ujar Chrisave siswa yang beragama kristen. Hal senada juga dirasakan oleh Valencia siswa beragama katolik, “kegiatan ini sangat bermanfaat untuk mengisi waktu luang dan menambah wawasan.” Ujar Valencia. Cinta (siswa muslim) mengatakan bahwa merasa sangat senang mengikuti kegiatan pesantren kilat karena banyak mendapat pelajaran dan kenangan yang indah. Serangkaian Kegiatan Peningkatan Keimanan dan Ketakwaan diakhiri dengan pembagian zakat fitrah bagi siswa yang berhak mendapatkannya. Semoga semarak peningkatan imtak di Bulan Ramadhan ini mampu menjaga keharmonisan dan mempertebal toleransi di sekolah. (Jiva/red).