Kamis (04/12/2025) SMPN 7 Kota Surakarta mengadakan kegiatan peningkatan kompetensi guru yang dikemas dalam Pelatihan Pemanfaatan Interaktif Flat Panel (IFP) dalam Pembelajaran. Pelatihan dilakukan di Ruang Laboratorium IPA dan diikuti oleh semua pendidik. Interaktif Flat Panel (IFP) merupakan layar sentuh digital berukuran besar yang menggabungkan fungsi papan tulis, komputer, proyektor, dan monitor dalam satu perangkat, memungkinkan interaksi langsung, kolaborasi real-time, anotasi, presentasi, dan akses ke sumber belajar digital untuk menciptakan pengalaman belajar dan kerja yang lebih dinamis, menarik, serta efisien di lingkungan pendidikan. Alat ini merupakan bantuan dari pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) sebagai upaya percepatan digitalisasi dan peningkatan partisipasi murid dalam proses pembelajaran. SMPN 7 Kota Surakarta mendapatkan satu paket IFP yang baru datang akhir November lalu.

Kegiatan diawali dengan prakata dan doa dipimpin oleh moderator yang menjelaskan tentang latar belakang dan rundown kegiatan pelatihan. Selanjutnya acara inti yaitu pelatihan Pemanfaatan IFP dalam Pembelajaran yang disampaikan oleh Dwi Ebtanto. Paparan dimulai dengan pengenalan apa itu IFP, fitur-fitur IFP, Keunggulan IFP, dan Pemanfaatan IFP dalam pembelajaran. Kegiatan berlangsung interaktif antara pemateri dengan audiens. Guru-guru tampak antusias mengikuti paparan karena keunggulan-keunggulan alat sehingga mereka penasaran untuk dapat segera mengoperasikannya. Keunggulan IFP diantaranya dapat berbagi layar tanpa kabel (nirkabel), dapat mengunduh aplikasi pembelajaran, ada papan tulis interaktif, berbagi hotspot, dan pembelajaran real-time berbasis digital.

Setelah memberikan pemaparan singkat tentang IFP, pemateri juga mengenalkan salah satu platform media pembelajaran yang dimiliki sekolah bekerja sama dengan salah satu rekanan pendidikan yaitu Erklika. Erklika merupakan platform pembelajaran audiovisual digital dari rekanan yang menyediakan ribuan video edukasi untuk semua jenjang pendidikan, mulai dari SD hingga SMK. Platform ini dirancang untuk mendukung metode belajar blended learning dengan materi yang sesuai dengan Kurikulum Merdeka dan dilengkapi dengan fitur seperti worksheet atau LKPD yang bisa diunduh setelah menonton video.

Usai memberikan paparan materi, pemateri langsung mengajak guru-guru untuk praktik mencoba mengoperasikan alat baru tersebut mulai dari menghidupkan, mengatur kecerahan layar, audio, menyambungkan wifi, pencarian informasi, pemanfaatan papan tulis interaktif, hingga penggunaan media pembelajaran pada IFP. Salah satu guru yang mengikuti simulasi ini adalah Nur Rokhmawati, seorang guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (PAIBP). Beliau sangat antusias mencoba-coba fitur dalam IFP mulai menghidupkan, menggunakan mesin pencarian, dan pemanfaatan papan tulis interaktif. “Alat ini sangat menarik, saya ingin segera memanfaatkan alat ini di depan anak-anak,” ujar Nur usai mencoba alat canggih tersebut. Hal serupa juga dirasakan oleh Arifatun Nafiah (guru mata pelajaran Pendidikan Pancasila) yang mendemonstrasikan platform Erklika. Guru yang terkenal dengan sebutan Bu Ari tersebut berhasil menunjukkan bagaimana cara menggunakan Erklika untuk proses pembelajaran. “Alat ini sangat sangat keren sekali, semoga dapat segera memakainya untuk pembelajaran,” imbuhnya.

Dwi Ebtanto di akhir pelatihan mengajak guru-guru untuk memanfaatkan alat ini untuk menunjang proses pembelajaran. “Bapak/Ibu mari keberadaan alat ini kita syukuri dengan merawat dan memanfaatkannya dalam pembelajaran kita, setidaknya di semester genap nanti,” tegasnya. Pelatihan singkat berdurasi 120 menit tersebut memberikan pengalaman baru bagi guru-guru utamanya transformasi pendidikan melalui digitalisasi pembelajaran. Kepala SMPN 7 Kota Surakarta (Herni Budiati, S.Pd, M.Pd) dipenghujung kegiatan memotivasi kepada guru-guru untuk terus belajar dan beradaptasi dengan perkembangan-perkembangan dalam dunia pendidikan salah satunya adalah digitalisasi. “Bapak/Ibu zaman sudah berubah dan bergeser saya berharap bapak/ibu dapat menyesuaikan diri dengan perubahan. Hadirnya alat ini silakan digunakan, lebih baik rusak tetapi dipakai daripada rusak tidak dipakai,”tegas Herni. Kepala sekolah mempersilakan bapak/ibu guru untuk belajar secara otodidak bagaimana memanfaatkan IFP tersebut.

Pelatihan Printer 3D

Jumat (05/12/2025) Sekolah juga mengadakan Pelatihan Pemanfaatan Printer 3D dalam Pembuatan Media Pembelajaran. Hadir sebagai narasumber kegiatan adalah Amin Wahyu Setyadi, S.Pd. guru IPA sekaligus ketua Komunitas Belajar MGMP IPA SMP Kota Surakarta. Pada pelatihan ini, Amin memberikan materi membuat desain media pembelajaran pada printer 3D menggunakan aplikasi online tinkercard yang beralamat https://www.tinkercad.com/

Dalam paparannya, Amin mengenalkan mulai dari membuka aplikasi sampai dengan tahapan-tahapan membuat media pembelajaran menggunakan aplikasi tersebut. Amin juga membawa alat yang telah dibuatnya menggunakan printer 3D berupa tuas (jungkat jungkit) dan bidang miring (skrup). Narasumber yang berdinas di SMPN 13 Kota Surakarta tersebut mensimulasikan langkah-langkah dalam membuat tuas di hadapan guru-guru SMPN 7 Kota Surakarta.

Pelatihan ini berlangsung interaktif dua arah. Dian Ekawati, S.Pd. (Guru Bahasa Inggris) menanyakan butuh berapa menit untuk mencetak alat yang dibawa narasumber serta jika saat mencetak desain tiba-tiba listrik padam apakah proses mencetaknya mengulang dari awal atau tersimpan dalam mesin printer kemudian tinggal melanjutkan? Pertanyaan tersebut langsung dijawab dengan jelas dan lugas oleh narasumber bahwa mencetak alat yang dibawa (jungkat jungkit) membutuhkan waktu sekitar 15 menit. Jika kita mencetak menggunakan printer 3D kemudian listrik padam maka proses mencetaknya harus dimulai dari awal.

Di akhir kegiatan, Herni Budiati selaku kepala sekolah menyampaikan bahwa ini baru awal, setelah ini bapak/ibu guru diminta memperdalam lagi dan dapat belajar bersama dengan guru yang dahulu pernah mendapatkan pelatihan printer 3D.

Adanya dua pelatihan ini menjadi langkah nyata sekolah (SMPN 7 Kota Surakarta) untuk terus bergerak, berkolaborasi, dan bersinergi untuk tumbuh bersama mewujudkan pembelajaran yang lebih kreatif dan inovatif serta mendukung program-program pemerintah dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Hadirnya IFP dan printer 3D semoga dapat dimanfaatkan oleh guru-guru dalam mengasah kemampuan murid untuk berkembang, bernalar kritis, kreatif, dan inovatif sehingga menjadi generasi emas di masa depan. (DE/red).

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *