Dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran dan memperkuat kompetensi guru dalam menerapkan pembelajaran yang berpusat pada murid, SMP Negeri 7 Kota Surakarta menggelar Workshop Peningkatan Praktik Pedagogis dalam Implementasi Pembelajaran Mendalam Berbasis Proyek. Kegiatan ini dilaksanakan pada Rabu, 8 Oktober 2025, bertempat di Ruang Laboratorium IPA SMPN 7 Kota Surakarta. Workshop diikuti oleh seluruh guru mata pelajaran, mulai dari Pendidikan Agama, Pendidikan Pancasila, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, IPA, Matematika, IPS, Pendidikan Jasmani, Seni Budaya, Bahasa Jawa, Informatika, hingga Bimbingan dan Konseling (BK).
Kegiatan ini dipandu langsung oleh Kepala SMPN 7 Kota Surakarta, Herni Budiati, S.Pd., M.Pd., yang juga berperan sebagai narasumber utama. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan pentingnya perubahan paradigma pembelajaran agar lebih bermakna dan kontekstual bagi murid. “Pembelajaran mendalam berbasis proyek bukan sekadar membuat produk atau hasil akhir, tetapi bagaimana proses pembelajaran mampu menumbuhkan keterampilan berpikir kritis, kolaboratif, dan kreatif. Peran guru adalah fasilitator yang mengarahkan murid untuk menemukan makna dari setiap pengalaman belajar,” ujar Herni Budiati di awal kegiatan.
Workshop dimulai dengan sesi pengantar mengenai model pembelajaran berbasis proyek (Project-Based Learning). Kepala sekolah memaparkan konsep dasar, keunggulan, serta langkah-langkah implementasi model ini di kelas. Peserta diajak memahami bahwa pembelajaran berbasis proyek menempatkan murid sebagai subjek aktif yang berperan dalam menemukan, merancang, dan memecahkan masalah nyata di sekitar mereka. Narasumber juga menampilkan beberapa contoh praktik baik (best practice) dari pelaksanaan pembelajaran proyek di berbagai mata pelajaran. Beberapa contoh tersebut menggambarkan bagaimana proyek dapat diintegrasikan dengan konteks kehidupan sehari-hari, misalnya proyek lingkungan hidup pada mata pelajaran IPA, pembuatan kampanye sosial dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, atau simulasi wirausaha dalam pelajaran IPS.
Usai paparan, kegiatan dilanjutkan dengan diskusi interaktif antara peserta dan narasumber. Guru-guru menyampaikan pengalaman, tantangan, dan ide-ide inovatif dalam melaksanakan pembelajaran proyek di kelas masing-masing. Diskusi berlangsung dinamis dengan berbagai pertanyaan seputar perencanaan, pelaksanaan, hingga asesmen proyek.
Kolaborasi Komunitas Belajar dalam Penyusunan Rencana Pembelajaran
Memasuki sesi kedua, para guru dibagi ke dalam komunitas belajar (kombel) sesuai bidang mata pelajaran. Setiap kombel diberi tugas menyusun rencana pembelajaran berbasis proyek lengkap dengan tujuan pembelajaran, langkah-langkah kegiatan, serta rubrik penilaian yang relevan. Setiap kelompok belajar terdiri dari guru-guru dalam rumpun mata pelajaran yang sama. Mereka saling berdiskusi dan berkolaborasi untuk merancang pembelajaran yang tidak hanya berorientasi pada pengetahuan, tetapi juga pada keterampilan dan karakter murid. Selama proses penyusunan, setiap kombel mendapatkan pendampingan langsung dari narasumber, yang memberikan masukan mengenai penyusunan alur kegiatan, indikator pencapaian, hingga instrumen penilaian yang tepat. Dengan demikian, hasil rancangan pembelajaran menjadi lebih terarah dan siap untuk diimplementasikan di kelas.
Presentasi dan Penguatan
Setelah semua kombel menyelesaikan rencana pembelajaran, kegiatan dilanjutkan dengan sesi presentasi hasil kerja. Setiap komunitas belajar diminta untuk menampilkan rancangan pembelajaran yang telah dibuat dan menjelaskan konsep proyek yang akan diterapkan. Sebagai perwakilan, kombel Pendidikan Agama Islam (PAI) mendapat kesempatan pertama untuk mempresentasikan hasil rancangan mereka. Dalam presentasinya, kelompok ini menjelaskan rancangan proyek bertema “Makanan yang Halal dan Toyyib”, yang mengajak murid untuk meneliti, berdiskusi, dan membuat karya tentang penyembelehan hewan yang benar menurut syariat agama.
Setelah pemaparan, dilakukan sesi penguatan dan tanya jawab yang dipandu oleh Kepala Sekolah. Banyak peserta memberikan apresiasi atas kreativitas ide dan kedalaman rancangan pembelajaran yang disusun. Sesi ini menjadi ajang saling belajar antar guru, memperkuat pemahaman, sekaligus menyamakan persepsi tentang arah implementasi pembelajaran mendalam di SMPN 7 Kota Surakarta.
Menutup kegiatan, Herni Budiati menyampaikan apresiasi kepada seluruh peserta atas semangat dan kolaborasi yang ditunjukkan selama workshop. Beliau menegaskan bahwa pembelajaran mendalam berbasis proyek merupakan langkah strategis untuk mengimplementasikan Kurikulum Merdeka secara utuh, dengan menempatkan murid sebagai subjek utama yang aktif, mandiri, dan reflektif.
“Melalui pembelajaran berbasis proyek, guru dapat menghadirkan pengalaman belajar yang bermakna dan kontekstual. Harapannya, hasil workshop hari ini tidak berhenti pada dokumen perencanaan, tetapi benar-benar diwujudkan dalam praktik nyata di kelas,” tuturnya menutup kegiatan.
Workshop ini menjadi salah satu langkah konkret SMPN 7 Kota Surakarta dalam membangun budaya kolaboratif antar guru sekaligus memperkuat kapasitas pedagogis untuk menghadirkan pembelajaran yang inspiratif, relevan, dan berorientasi pada kebutuhan murid abad ke-21. (DE/red).