Pembelajaran dapat dimana saja kapan saja dan dengan siapa saja. Prinsip tersebut adalah salah satu ruh dari implementasi kurikulum merdeka. Hal ini juga menjadi rujukan SMPN 7 Surakarta dalam memberikan pelayanan pendidikan kepada peserta didik. Guna mendapatkan pembelajaran bermakna pada Kamis (2/11/2023) peserta didik kelas 7 SMPN 7 Surakarta mengikuti kegiatan outing class ke Situs Sangiran. Setelah mengikuti kegiatan pembiasaan (menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya, membaca Teks Pancasila, dan berdoa bersama) peserta didik kelas 7 dikumpulkan di halaman sekolah untuk mendapatkan pengarahan dan pembekalan. Tepat pukul 08.00 WIB rombongan diberangkatkan dari SMPN 7 Surakarta. Lima bus berangkat beriringan melintas jalan raya Solo Purwodadi dengan pemandangan area sawah yang mulai mengering. Peserta didik tampak menikmati perjalanan. Hal ini dapat terlihat dari wajah ceria yang terpancar dari wajah mereka. Setelah menempuh perjalanan sekitar 1 jam rombongan akhirnya tiba di tujuan. Kunjungan kali ini bertepatan dengan persiapan event SangiRun yaitu lomba lari di area sangiran sehingga bus tidak dapat parkir di area situs. Peserta harus naik shuttle untuk sampai di lokasi, sebuah pengalaman yang dapat menjadi kenangan kelak bagi mereka.
Usai menyelesaikan administrasi tiket, 270 peserta terdiri dari peserta didik dan guru pendamping memasuki area situs sejarah. Rombongan dibagi menjadi 4 kelompok. Masing-masing kelompok dipandu oleh 1 tour guide. Penjelajahan ilmu dilakukan dengan mengunjungi ruangan-ruangan yang ada di situs sangiran. Ada tiga ruangan utama (museum) yang menceritakan perkembangan peradaban dari masa purba sampai saat ini. Jejak perkembangan manusia dari masa prasejarah hingga sejarah tersaji sangat menarik di setiap ruangan. Banyak pengunjung yang terhipnotis dengan diorama yang disajikan. Diorama yang terbalut dengan penggunaan teknologi menjadikan para peserta didik seperti terbawa arus lorong waktu merasakan bagaimana kehidupan manusia prasejarah. Di museum pertama anak-anak belajar tentang sejarah terbentuknya situs sangiran yang awalnya berupa samudera kemudian membentuk stepa gersang. Masih di museum yang sama pengunjung juga dapat melihat secara langsung fosil gading gajah sekaligus membaca sejarah evolusi gajah purba sampai saat ini. Puas menikmati sajian di museum pertama, rombongan dibawa masuk ke museum kedua. Sejarah perkembangan manusia purba hingga alat-alat dari batu untuk berburu dan bertahan hidup tersaji secara rapi dan lengkap. Di museum terakhir pengunjung dapat melihat penemuan fosil berupa tengkorak tubuh manusia yang telah membatu dan berusia ribuan tahun. Semua fosil dideskripsikan dengan lengkap.
Setelah berkunjung ke semua museum, anak-anak melakukan sesi foto bersama, istirahat, sholat, dan makan. Anak-anak tampak riang dan bersemangat selama mengikuti outing class kali ini. Novia misalnya merasa sangat bahagia dan senang berkunjung di situs sangiran karena dapat belajar tentang peradaban manusia purba. Peserta didik kelas 7H tersebut berharap semoga banyak yang berkunjung ke Sangiran. Seorang peserta didik bernama Myrna menuturkan hal senada. “Semoga situs purba Sangiran bisa lebih dikenal banyak orang dan dapat berkunjung lagi kesini,” imbuhnya. Setelah selesai ISHOMA, pukul 12.15 WIB rombongan meninggalkan area situs sejarah tersebut. Semoga outing class ini memberikan pembelajaran yang bermakna bagi peserta didik PISKA. (DE/red).